PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) dan PT. Toyota-Astra Motor (TAM) hari ini menggelar acara Konvensi Quality Control Circle (QCC) atau Gugus Kendali Mutu (GKM) ke-33 yang sekaligus menandai puncak peringatan tahun ke-25 penyelenggaraan konvensi QCC di Toyota Indonesia. Turut hadir dalam acara ini, Sekretaris Direktur Jenderal Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas (Binalattas) Kementerian Ketenagakerjaan RI – Kunjung Masehat.
“Sesuai dengan semangat kami yaitu we build people before we build products, sebagai perusahaan yang berorientasi pada pengembangan Sumber Daya Manusia, salah satu program andalan kami adalah melalui pelaksanaan QCC yang kami yakini mampu menjadi wahana dalam menciptakan pribadi yang berjiwa inovatif sehingga mampu bersaing di era persaingan regional dan global,” kata Masahiro Nonami, Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia.
QCC mulai diimplementasikan sejak tahun 1964 di lingkungan Toyota Motor Corporation (TMC) Jepang. Budaya QCC di lingkungan Toyota Indonesia mulai diperkenalkan sejak tahun 80-an. Secara formal, QCC mulai digulirkan sejak tahun 1989 dan menjadi sebuah aktivitas rutin yang dikemas dalam sebuah konvensi sejak tahun 1990 atau sudah memasuki masa ke 25 tahun.
Sesuai dengan definisinya, QCC adalah group kecil terdiri dari karyawan pelaksana langsung pekerjaan yang secara kontinyu melakukan pengendalian dan perbaikan dari kualitas kerja, produk dan jasa mereka. Selain beroperasi secara mandiri, grup ini juga memanfaatkan konsep dan teknik kendali mutu (quality control) serta perbaikan perangkat kerja lainnya, menggali kreativitas anggota, serta mempromosikan pengembangan diri dan pengembangan tim.
Warih Andang Tjahjono, Wakil Presiden Direktur TMMIN mengatakan, latar belakang munculnya aktivitas QCC adalah proses perbaikan di Toyota yang selalu berusaha memperkuat bottom-up idea, fokus pada perbaikan proses, serta partisipasi aktif dari setiap karyawan dalam setiap proses perbaikan.
“Tujuan utama QCC adalah bagaimana perusahaan meningkatkan partisipasi karyawan untuk memperbaiki lingkungan kerjanya sehingga mereka dapat melakukan pekerjaan dengan senang, mudah, dan ringan yang akan berdampak pada keselamatan kerja, produktivitas, dan kualitas produk,” tutur Warih.
Program QCC lahir dari nilai dasar budaya perusahaan yang tertuang dalam Toyota Way yaitu respect for people dan continuous improvement. Respect for people diwujudkan dalam adanya keleluasaan bagi setiap karyawan Toyota untuk berperan aktif dalam memberikan ide perbaikan di perusahaan. Sedangkan continuous improvement diwujudkan dalam upaya perbaikan yang terus-menerus dilakukan oleh seluruh komponen perusahaan di seluruh lini operasi baik di bidang produksi maupun administrasi. Dalam hal ini, seluruh komponen perusahaan ditantang untuk tidak pernah berpuas diri dengan kondisi yang ada.
Dampak positif dari penyelenggaraan QCC termasuk diantaranya memberikan kesempatan bagi seluruh karyawan untuk meningkatkan kapabilitas individu dan disaat yang bersamaan menjadi bagian dari tim yang kuat, membentuk pola pikir engineer untuk melihat dan melakukan perbaikan yang kreatif dan inovatif, dan menjadi sarana transfer keahlian dan keterampilan.
Presiden Direktur TAM, Hiroyuki Fukui, menyebutkan bahwa QCC yang didalamnya mengandung unsur Kaizen merupakan suatu aktifitas yang sangat mendasar dan memiliki peran yang sangat penting di dalam bisnis Toyota.
Melalui QCC, Toyota dapat mengetahui dengan tepat apa yang diharapkan oleh pelanggan, mengetahui permasalahan dalam setiap elemen bisnis Toyota dalam rangka memenuhi harapan pelanggan, melakukan perbaikan terus-menerus agar dapat memenuhi harapan pelanggan yang disertai dengan peningkatan efisiensi bisnis proses secara keseluruhan, serta membuat kemudahan dan keteraturan kerja yang akan mendorong setiap individu untuk terus-menerus melakukan perbaikan.
“Kunci keberhasilan QCC terletak pada individu yang memiliki kemampuan, kesempatan dan kebanggaan atas perbaikan yang dilakukan. Di sinilah peran dari manajemen untuk selalu memberikan perhatian dalam peningkatan kualitas individu, kecukupan sumber daya, dan memberikan penghargaan atas setiap prestasi perbaikan yang dihasilkan,” kata Fukui.
Menyadari besarnya efektivitas QCC, Toyota Indonesia berupaya untuk menularkan QCC kepada seluruh rantai pasok seperti pemasok lokal dan dealer. Sejak tahun 2002, sebagian pemasok lokal Toyota Indonesia yang tergabung dalam Toyota Manufacturers Club (TMClub) mengadakan Konvensi QCC yang sekarang disebut sebagai Kaizen Festival. Ke depannya, para pemasok lokal ini bermaksud untuk menyebarkan aktivias QCC ke anggota-anggota lainnya serta secara aktif melakukan kegiatan studi banding baik di skala nasional maupun global.
Saat ini, dealer Toyota mempunyai aktivitas kaizen masing-masing, yang didukung oleh Toyota-Astra Motor. Setiap tahunnya, TAM menggelar National Kaizen Marathon (NKM) guna mengapresiasi aktivitas kaizen yang dilakukan dealer-dealer Toyota. NKM sendiri bertujuan untuk memperkenalkan aktivitas QCC kepada dealer yang dapat digunakan oleh dealer untuk melakukan improvement.
Wakil Presiden Direktur TAM, Henry Tanoto, mengatakan Toyota akan terus berupaya memberikan dukungan agar kaizen ini terus berkesinambungan, baik dukungan secara langsung, maupun melalui peningkatan kualitas individu dan peningkatan motivasi.
“Jika seluruh upaya tersebut dilakukan, maka diharapkan menghasilkan 3 hal yaitu kepuasan karyawan, kepuasan pelanggan, dan tentunya kepuasan dealer. Kami berharap semangat kaizen dapat terus terjaga dan diimplementasikan di tempat kerja untuk memberikan pelayanan yang terbaik kepada seluruh pelanggan Toyota,” ucapnya.
Sejak tahun 2013, melalui Kaizen Goes to School, Toyota Indonesia juga telah melakukan kerjasama dengan lembaga pendidikan antara lain dengan sebuah SMK di kawasan Bekasi. Kaizen Goes to School mendapat respon positif dan diakui oleh pihak sekolah maupun murid-murid sebagai softskill untuk mengembangkan karakter peserta.
Toyota sesuai dengan prinsip pendirinya berkomitmen untuk terus-menerus tumbuh bersama masyarakat melalui pengembangan produk-produk yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan, peningkatkan aktivitas produksi, ekspor, distribusi, dan layanan pelanggan serta sumber daya manusia seiring dengan semangat untuk berperan aktif dalam pengembangan industri otomotif nasional sesuai dengan semangat Toyota Berbagi (Toyota, Bersama Membangun Indonesia)
dikutip dari sumber
http://www.toyotaindonesiamanufacturing.co.id